Jumat

pengertian,tujuan,fungsi,dan beberapa metode takhrijul hadits

A. Definisi Takhrij
Takhrij artinya menampakkan, mengluarkan, menerbitkan, menyebutkan dan menumbuhkan. Maksudnya menampakkan sesuatu yang masih tersembunyi, tidak kelihatan dan masih samar. Menurut ulama hadits, takhrij adalah menyebutan seorang penyusun bahwa hadits itu dengan sanadnya terdapat dalam kitabnya. Menurut ulama hadits pada umumnya takhrij adalah hadits ini dengan sanadnya disebutkan fulan dalam kitabnya
B. Tujuan Takhrij

Mengetahui eksistensi suatu hadits apakah benar suatu hadits yang ingin diteliti terdapat dalam buku – buku hadits/ tidak
Mengetahui sumber otentik suatu hadits dari buku hadits apa saja didapatkan
Mengetahui ada beberapa tempat hadits tersebut dengan sanad yang berbeda di dalam sebuah buku hadits atau dalam beberapa buku induk hadits
Mengetahui kualitas hadits (makbul/ mardud)

C. Faedah dan manfaat takhrij

Mengetahui referensi beberapa buku hadits
Menghimpun jumlah sanad hadits
Mengetahui keadaan sanad yang bersambung dan yang terputus dan mengetahui kadar kemampuan perawi dalam mengingt hadits serta kejujuran dalam periwayatan
Mengetahui satus suatu hadits
Meningkatkan suatu hadits yang dha’if dan hasan menjadi hasan li ghayrihi dan shahih lighayrihi
Mengetahui bagaimana para imam hadits menilai suatu kualitas hadits dan bagaimana kritikan yang disampaikan
Seseorang yang melakukan takhrij dapat mengehimpun beberapa sanad dan matan suatu hadits

D. Metode takhrij
Ada lima metode takhrij dalam arti penelusuran hadits dari sumber buku hadits, yaitu

Takhrij dengan kata (bi al - lafzhi), Metode takhrij pertama ini penelusuran hadis melalui kata/ lafal matan hadits baik dari permulaan, pertengahan, dan atau akhiran. Maksud takhrij dengan kata adalah takhrij dengan katanbend (kalimat isim)/ kata kerja (kalimah fi’il) bukan kata sambung (kalimah huruf) dalam bahasa arab yang mempunyai asal akar kata dan huruf .
Pengertian nomor – nomor dalam kamus al – mu’jam secara ringkas dapat dikemukakan sebagai berikut:

Semua angka sesudah nama – nama kitab atau bab pada shahih al – bukhari, sunah abu dawud, sunah at – tirmidzi, sunah an – nasa’I, sunah ibnu majah dan sunah ad – darimi menunjukkan angka bab bukan angka hadits
Semua angka seudah nama – nama kitab/ bab pada shahih muslim dan muwatha’ malik menunjukan angka urut hadits bukan angka bab
Dua angka yang ada pada kitab musnad ahmad angka yang lebih besar menunjukkan halaman dan angka sesudahnya menunjukkan angka juz kitab. Hadits musnad ahmad yang berada di dalam kotak bukan yang dipinggir/ di luar kotak

Takhrij dengan tema (bi al – mawadhu’), Arti takhrij ini adalah penelusuran hadits yang didasarkan pada topik, misalnya al – khatam, al – khadim, al – ghusi, adh – dhahiya, dan lain – lain. Seorang peneliti hendaknya sudah mengetahui topik suatu hadits kemudian ditelusuri melali kamus hadits tematik, yaitu miftah min kunuz as – sunnah.

Takhrij dengan permulaan matan (bi awwal al - matan),Takhrij menggunakan permulaan matan dari segi hurufnya, misalnya awal suatu matan dimulai dengan huruf mim maka dicari bab mim

Takhrij melalui sanad pertama (bi ar – rawi al – a’la),Takhrij ini menelusuri hadits melalui sanad yang pertama atau yang paling atasyakni para sahabat (muttasil isnad) atau tabi’in (dalam hadits mursal)

Takhrij dengan sifat (bi ash - shifah)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar