Hadits Kelima Belas
Diriwayatkan dari Anas bin Malik bahwa Rosululloh SAW bersabda:
ان أعمال الأحياء تعرض على عشائرهم وعلى آبائهم من الأموات، فإن كان
خيرا حمدوا الله تعالى واستبشروا، وان يروا غير ذلك قالوا اللهم لا تمتهم
حتى تهديهم هداية
Sesungguhnya amal seseorang yang masih hidup disodorkan kepada
keluarga dan orang tua mereka yang sudah meninggal dunia, jika amal itu
baik maka mereka memuji kepada Alloh dan bergembira, dan jika tidak baik
maka mereka berkata "ya Alloh, janganlah Engkau mematikan (mencabut
nyawa) mereka sebelum Engkau memberi mereka petunjuk".
Hikayat
Diceritakan bahwa Tsabit al-Bannaniy rohimahulloh selalu berziarah
ke makam pada setiap malam jum'at, dia selalu bermunajat kepada Alloh
sampai datang waktu subuh. Pada saat sedang bermunajat, dia tertidur dan
bermimpi melihat semua ahli kubur keluar dari kubur mereka dengan
mengenakan pakaian yang bagus dan mereka terlihat berwajah putih bersih.
Kemudian mereka diberi hidangan dengan berbagai macam makanan.
Diantara mereka ada seorang pemuda berwajah muram, berambut
kusut,menampakkan hati yang sedih, mengenakan pakaian yang lusuh, pemuda
itu menundukkan kepala, air matanya mengalir, dan tidak mendapatkan
hidangan. Ahli kubur yang lain kembali ke kubur mereka dengan senang dan
gembira, sedangkan pemuda itu kembali dengan kesedihan.
Tsabit bertanya, "wahai pemuda, siapa kamu? mereka mendapatkan
hidangan dan kembali dengan gembira, sedangkan engkau tidak mendapatkan
hidangan, dan engkau terlihat bingung dan sedih". Pemuda itu menjawab,
"wahai pemimpin kaum muslimin, aku terasing dari mereka, aku tidak
memiliki orang yang mengingatku dengan kebaikan dan do'a. Mereka
mempunyai anak, kerabat dan keluarga yang mengingat mereka dengan do'a,
kebaikan dan sedekah setiap malam jum'at, kebaikan dan pahala sedekah
itu sampai kepada mereka. Aku mempunyai seorang ibu, kami berdua
berencana melaksanakan ibadah haji, ketika sampai di kota ini, ajal pun
datang menghampiri, dan ibu menguuburku di tempat ini. Lalu Ibuku
menikah dengan seseorang, dia melupakanku dan tidak mengingatku dengan
do'a dan sedekah, setiap waktu dan setiap saat aku sungguh berada dalam
kebingungan".
Tsabit berkata, "wahai pemuda, beritahu aku di mana tempat tinggal
ibumu! aku akan memberinya kabar tantang keadaanmu". Pemuda itu
menjawab, "wahai pemimpin kaum muslimin, dia tinggal di suatu tempat
(pemuda itu menyebutkan alamat ibunya), beritahu dia, jika ia tidak
percaya kepadamu, katakanlah bahwa di sakunya terdapat seratus mitsqol
perak warisan dari ayahnya, niscaya ia akan percaya kepadamu".
Ketika Tsabit mencari dan kemudian bertemu dengan ibu pemuda tadi,
ia pun menceritakan perihal anaknya yang sudah meninggal dan uang perak
yang ada di sakunya. Si ibu pun pingsan mendengar cerita itu. Setelah
sadar si ibu menyerahkan seratus mitsqol perak kepada Tsabit dan
berkata, "aku mewakilkan kepadamu untuk mensedekahkan dirham ini untuk
anakku yang sudah meninggal", kemudian Tsabit mengambil dan
mensedekahkan dirham itu.
Pada malam jum'at berikutnya, Tsabit berangkat untuk berziarah ke
makam saudara-saudaranya. Kemudian ia tertidur dan bermimpi seperti
mimpinya yang lalu. Pemuda itu terlihat mengenakan pakaian yang bagus,
wajahnya ceria dan hatinya bahagia. Si pemuda berkata, "wahai pemimpin
kaum muslimin, semoga Alloh menyayangimu sebagaimana engkau
menyayangiku".
Walloh a'lam bish showab
ــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــ
Referensi: al-Mawa'izh al-'Ushfuriyyah, halaman 14-15
Tidak ada komentar:
Posting Komentar