Jumat

HARAM & MAKRUH

tentang Haram & Makruh :
والمحظور من حيث وصفه بالحظراى الحرمة مايثاب على تركه امتثاﻻ ويعاقب على فعله ويكفى فى صدق العقاب وجوده لواحد من العصاة معالعفو عن غيره ويجوزان يريد ان يترتب العقاب على فعله كماعبربه غيره فلاينافى العفو

penjelasan:


Al-mahdhûr juga disebut dgn istilah : MUHARROM, HARAM, DZANBU (dosa), MAZJÚR 'ANHU, MUTAWA'AD 'ALAIH dan HAJRU .

Pengertian al-mahdhúr (haram) adalah :"Suatu perkara yg jika ditinggalkan, dgn niat mematuhi perintah Allah, akan mendapatkan pahala & jika dikerjakan akan mendapatkan siksa". Dengan definisi seperti ini, maka MAKRUH TAHRIM juga termasuk dalam definisi HARAM, krna makruh tahrim jika dikerjakan akn mendapatkan siksa dan jika ditinggalkan akan mendapatkan pahala.

Hanya saja para ulama sedikit membedakan antara HARAM dengan MAKRUH TAHRIM, sebagai brikut :
الحرام ماثبت نهيه بدليل قطعى ﻻيحتمل التأويل
"HARAM adalah suatu perkara yg dilarang berdasarkan DALIL QOTH'I yg tdk menerima untk di takwili dgn pengertian yg lain".

Sedangkan makruh tahrim
والمكروه كراهةتحريم ماثبت نهيه بدليل يحتمل التأويل
"sesuatu yang dilarang berdasarkan suatu dalil yg msh bisa DI TAKWILI dg pengertian yg lain".

Sedangkan perbedaan antara makruh tanzih dan makruh tahrim adalah :

أن كراهة التنزيه ماﻻ يعاقب على فعله ,
"makruh tanzih, suatu perkara yg jika dilakukan tdk mendapat siksa".

وكراهةالتحريم مايعاقب على فعله
"makruh tahrim, adalah suatu perkara yg jika dilakukan akan mendapat siksa".

Meninggalkan perkara HARAM atau MAKRUH, akan mendapatkan pahala, apabila DI SERTAI NIAT/TUJUAN MEMATUHI PERINTAH ALLAH. Apabila karna TAKUT/MALU kpd manusia...dsb, maka tdk akan mendapatkan pahala. Misalnya tdk mau berzina krna malu kepada manusia lainya, tidak mau mencuri krna takut ketahuan org jdi malu....dsb, maka meninggalkan perbuatan haram seperti ini tdk akan mendapatkan pahala.

Berbeda dgn perkara WAJIB & SUNAH, bagi org yg mengerjakannya akan tetap mendapatkan pahala, meski tdk disertai tujuan mematuhi perintah Allah . Karena perkara wajib dan sunah bisa dianggap sah dan mencukupi dri tuntutan TAKLIF, jika dlm pelaksanaannya disertai niat. Sedangkan meninggalkan perkara haram dan makruh, untk dianggap sah, tidak harus disertai niat.

Namun, ada juga sbagian perkara wajib yg harus di niati: sepeti memberi nafkah untuk istri, mengembalikan barang titipan,,,dsb. Perkara wajib semacam ini, untk bisa mendapatkan pahala, harus disertai tujuan mematuhi printah allah (قصدالامتثال).

Untuk masalah Makruh, mushonif menulis :
والمكروه من حيث وصفه بالكراهةمايثاب على تركه امتثاﻻ وﻻ يعاقب على فعله

penjelasan:

Makruh secara bahasa berarti : perkara yg Dibenci (المبغوض).
Sedangkan menurut istilah adalah : "suatu yg akan mendapatkan pahala jika ditinggalkan, dgn tujuan mematuhi perintah Allah, dan tdk akan disiksa jika dikerjakan".

Para ulama Mutaqoddimin tdk membedakan antara makruh dgn khilaful-Aula. Sedangkan menurut ulama mutaakhirin, pengertian dari khilaful aula adalah:
ماكان بنهى غيرمخصوص كالنهى عن ترك المندوبات المستفادمن أوامرهالأن الأمر بالشئ نهى عن ضده.
"sesuatu yg dianjurkan untuk ditinggalkan, namun tdk berdasarkan larangan secara jelas, seperti : anjuran untk tdk meninggalkan perkara2 sunah, yg di faham dri perintah untk melaksanakannya, karena memerintahkan sesuatu berarti melarang kebalikannya".

Sekian dulu yah, ..... ^_^ :-)
Wassalaamu 'alaikum warohmatullah wabarokaatuh

Tidak ada komentar:

Posting Komentar