Sari As-Saqathi
·
Seorang
sufi adalah nama untuk tiga makna, ia yang cahaya ma’rifatnya tidak memedamkan
cahaya wara’nya, ia tidak berbicara mendalam dalam suatu ilmu yang
memberatkannya dan kejelasan Al-Qur’an menentangnya, dan segala karomah tidak
mendorongnya untuk mendobrak segala yang diharamkan oleh Allah SWT.
·
Barang
siapa ingin selamat agamanya, ingin istirahat badannya, sedikit kekalutan
lantaran mendengarkan pembicaraan yang membuatnya kalut, maka beruzlahlah
(pergi menghindari) dari manusia. Karena zaman ini adalah zaman uzlah dan
menyendiri.
·
Diantara
tanda istidrodj (pemberian nikmat Allah yang tidak diridloi-Nya) terhadap
seorang hamba adalah buta mata hatinya dari kecacatan sendiri dan jeli
memandang aib orang lain.
·
Tiga
perkara sebagai tanda kebencian Allah atas seorang hamba, banyak bermain,
banyak memperolok-olok, dan banyak ghibah.
·
Kekuatan
yang tiada tanding adalah kemampuan menguasai dirimu, dan barang siapa lemah
beradab terhadap diri sendiri maka beradab terhadap orang lain pun sangat
lemah.
·
Syukur
adalah janganlah anda menggunakan nikmat Allah untuk durhaka kepada Allah
(Al-junaid)
·
Bukanlah
orang yang takut kepada Allah seumpama orang yang hatinya terharu ketika
membaca Al-Qur’an. Orang yang takut kepada Allah hanyalah yang meninggalkan
makan dan minum, tidak tidur, sehingga ia meyakini entah ke manakah
perjalanannya akan berujung.
Ahmad bin Muhammad
· Alangkah pemurahnya Allah atas kemuliaan-Nya
kepada mereka yang sudah begitu terlampau jauh melangkahi hukum-Nya, namun
masih memanggil ya ‘ibadi.
Dzunnun Al-Misriy
·
Kerusakan
yang menimpa manusia hanya disebabkan oleh enam perkara: pertama, lemahnya niat
untuk beramal karena akhirat. Kedua, jiwa raga mereka telah ditawan oleh
syahwat. Ketiga, hidup mereka telah didominasi oleh angan-angan yang melambung,
padahal jatah hidup hanya sebentar. Keempat, pandangan makhluk telah berbekas
pada jwa mereka diatas keridloan Sang Pencipta. Kelima, mereka mengikuti ajakan
hawa nafsu sedangkan sunnah Nabi SAW ditinggalkan di belakang mereka. Keenam,
mereka menjadikan ucapan mereka menggelincir kepada mereka sendiri, padahal
berapa banyak generasi mereka terdahulu yang telah terkubur berkalang tanah
(Mengapa tidak menjadi peringatan).
·
Aku tidak
melihat apapun yang lebih mendorong untuk berikhlas daripada
khalwah/menyendiri.
·
Tiada
kehidupan kecuali menyertai orang-orang yang hatinya tertambat pada ketakwaan
dan merasakan istirahat karena berzikir.
·
Tenang
menuju ruh al-yaqin dengan keharumannya, halnya anak dalam persusuan menjadi tenang menuju buaian.
·
Manusia
tetap di atas jalan lurus sepanjang rasa takut berada pada diri mereka , maka
jika rasa takut itu hilang, mereka sesat menjauhi jalan kebenaran.
·
Kunci
ibadah adalah berpikir, dan tanda ishabat/telah berpijak pada kelurusan adalah
berpaling dari jiwa dan keinginan. Sedangkan berpaling dari jiwa dan keinginan
adalah meninggalkan syahwat keduanya.
·
Tawakal
adalah meninggalkan pengaturan terhadap diri dan terlepasnya daya upaya (dari
diri), sebab seseorang hanya mampu bertawakkal
apabila meyakini bahwa ALLAH SWT mengetahui dan melihat keadaan orang
itu.
·
Keyakinan
menyeru untuk menipiskan angan-angan, tipisnya angan-angan menyerukan zuhud,
zuhud mewarisi hikmah, dan hikmah mewariskan pandangan pada segala akibat.
·
Tiga
perkara sebagai tanda-tanda ikhlash: tidak terpengaruh oleh pujian dan cercaan
manusia, lupa menuntut pahala amal di akhirat.
·
Apabila
munajat telah tercapai oleh hati, maka seluruh anggota badan bisa istirahat.
·
Janganlah
bersahabat dengan ALLAH, kecuali setuju atas kehendak-Nya, bersahabat dengan
makhluk kecuali saling menasehati, bersahabat dengan diri sendiri kecuali tidak
memperturutkan keinginannya. Dan jangan pula bersahabat dengan setan kecuali
kamu menjadikannya musuh!
·
Yang
sebenarnya layak menjadi sahabat yaitu yang menjengukmu di kala kamu sakit dan
menerima tobatmu di kala kamu berdosa.
·
Diantara
sekian banyak hati, ada hati yang mohon ampunan sebelum berdosa, maka ia diberi
pahala sebelum melakukan taat.
Abul Qosim Al-Junaid
·
Qana’ah
adalah kehendakmu hendaknya tidak mendahului sesuatu yang ditentukan menjadi
milikmu di dalam waktu hidupmu
·
Khusyuk
adalah kerendahan hati dihadapan Yang Maha Mengetahui tentang ghaib.
·
Sesungguhnya
hal pertama dari tauhid yang dibutuhkan seorang hamba adalah ma’rifat pada
ciptaan yang ia ciptakan. (jika Ia) baru, maka bagaimana membarukan-Nya. Maka
ia dapat membedakan sifat Sang Pencipta dengan ciptaan-Nya, sifat Yang Maha
Qadim dengan sifat makhluk (Muhdats). Ia akan berkorban untuk seruan-Nya,
mengakui kewajiban taat kepada-Nya. Sebab orang yang tidak ma’rifat kepada
majikannya, niscaya tidak akan mengakui kewajibannya kepada Al-Malik (Tuhan).
·
Tidak akan
selamat orang yang selamat kecuali dengan perlindungan yang benar
(Al-Junaid),tidak akan selamat orang yang selamat kecuali dengan benar-benar
bertakwa (Ruwaim), tidak akan selamat orang yang selamat terkecuali dengan
menjaga perjanjian (Al-Jaririy), tidak akan selamat orang yang selamat
terkecuali dengan memiliki rasa malu yang sebenarnya (Ibnu Atha’)
·
Orang yang
belum hafal Al-Qur’an dan tidak belajar hadits, ia tidak akan beroleh penuntun
menuju jalan ini, karena keyakinan kami dalam hal ini (sufisme) diikat oleh
Al-Qur’an dan hadits.
Ibrahim bin Adham
v Apa-apa yang Allah anugerahkan kepada
orang-orang miskin, tidaklah di akhirat kelak akan ia tanyakan zakat, haji,
jihad, dan silaturrahmi. Sesungguhnya, hanyalah manusia-manusia kaya yang
miskin inilah yang kelak akan didakwa dan dihisab.
v Kesedihan itu ada dua; kesedihan untukmu dan
kesedihan atasmu. Adapun kesedihanmu atas akhirat adalah untukmu. Sedangkan
kesedihanmu atas dunia dan gemerlapnya adalah atasmu.
v Wara’ hanya akan sempurna dengan melenyapkan
semua makhluk di lubuk hatimu, sibuk mengisaki dosamu hingga lupa aib
oranglain. Dan berkatalah sopan yang bersumber dari kerendahan hati dengan
ikhlas karena Allah. Renungkanlah dosamu dan bertobatlah kepada Rabbmu, niscaya
wara’ tumbuh dari relung jiwamu dan hindarilah penghargaan kecuali kepada
Tuhamu.
v Setiap pemimpin yang tidak adil, maka ia
semertabat dengan pembajak laut. Setiap yang berilmu tanpa wara’ maka ia
semertabat dengan musang. Dan setiap penghidmat kepada selain Allah, maka ia
semertabat dengan anjing.
v Amal yang berbobot di atas timbangan adalah
amal yang dirasakan paling berat oleh badan, barang siapa beramal, pastikan ia
beroleh pahala, dan barang siapa tak beramal maka ia telah safari dari dunia ke
akhirat tanpa berpahala sedikit ataupun banyak.
v Janganlah kamu durjana karena kehormatan.
Sedangkan kehormatanmu jatuh di amat Tuhan. Bersihkanlah nama baikmu!
v Barang siapa tidak mematuhi qadha dan qadar,
pastilah ia temui kebingungan dan bergilirnya mudarat.
v Alangkah indahnya takwa dan alangkah jeleknya
durjana, dan semuanya bersumber dari apa yang dikerjakan dan hanya disisi
Allah-lah balasan.
v Jika kamu menginginkan bimbingan yang
sebenarnya dalam perkara dunia dan akhiratmu, hindarkanlah jiwamu agar tak
mengikuti hawa nafsunya karena ia menampung kerusakan.
v Diantara kesombongan (uluwwun) adalah
memperindah alas kakimu, sedangkan alas kaki saudaramu kamu biarkan.
v Telah sampai kepadaku bahwa seorang hamba akan
dihisab di hari kiamat dihadapan orang-orang yang paling dekat dengannya di
dunia, agar rasa malu yang ia terima lebih terasa.
v Allah tidak membenarkan seorang hamba yang
mengejar popularitas baik dengan ilmu, karya, ataupun kehormatan.
v Carilah ilmu karena ingin beramal, sebab
kebanyakan manusia telah keliru (dengan ilmunya). Hingga ilmu mereka ada yang
menggunung tetapi amalnya laksana sebutir jagung. Aku acap kali kusaksikan
seakan orang itu tidak memiliki ruh. Andaikan angin meniuonya, niscaya
tumbanglah ia.
v Amal yang paling berbobot di atas timbangan
adalah yang paling berat dirasakan badan, di dalam nilai amal dan di dalam segi
pahala, dan barang siapa di dunia tidak beramal maka ia bersafari ke akhirat
dengan tangan hampa.
v Seseorang tidak menggapai posisi orang-orang
soleh, kecuali enam tahapan ditelusurinya; pertama, mengunci pintu nikmat dan
membuka pintu melarat. Kedua, mengunci pintu keagungan dan membuka pintu
kerendahan. Ketiga, mengunci pintu istirahat dan membuka pintu kesungguhan.
Keempat, mengunci pintu kekayaan dan membuka pintu kefakiran. Keenam, mengunci
pintu angan-angan dan membuka pintu persiapan menuju maut.
v Kami menginginkan kefakiran, tetapi kekayaan
menghadap kami. Sedangkan manusia mendambakan kekayaan, justru kefakiranlah
yang menghadap mereka.
v Janganlah kamu bertanya kepada saudaramu
tentang puasanya, sebab jika ia menjawab: Aku berpuasa, maka dirinya akan
banggga dengan pertanyaanmu. Dan jika ia menjawab: Aku sedang tidak berpuasa,
maka dirinya bersedih. Hal itu semua adalah tanda-tanda riya. Di samping itu,
orang yang ditanya dipermalukan dan tampaknya kekurangan pada diri.
v Hati kalian bisa mati sehingga doa sulit untuk
dikabulkan karena sepuluh perkara:
v Kalian mengenal Allah SWT, tetepi kalian tidak
menunaikan hak-Nya.
·
Kalian
membaca Al-Qur’an, tetapi tidak kalian amalkan.
·
Kalian
mengaku cinta Rasulullah SAW, tetapi kalian tinggalkan sunnah beliau.
·
Kalian
mengaku musuh setan, tetapi kalian bersekongkol dengannya.
·
Kalian
berkata bahwa kalian menyukai surga, tetapi tidak beramal untuknya.
·
Kalian
berkata bahwa kalian takut neraka, tetapi pekerjaan kalian merupakan pekerjaan
ahli neraka.
·
Kalian
berkata bahwa maut itu pasti terjadi, tetapi kalian tidak bersiap-siap
menghadapinya.
·
Kalian
sibuk dengan kejelekan orang lain, tetapi kejelekan sendiri dilupakan.
·
Kalian
makan anugerah Allah, tetapi tidak mau mensyukurinya.
·
Kalian
kubur jenazah kalian, tetapi enggan mengambil pelajaran.
Ja’far As-Shodiq
v Bertakwalah kepada Allah dan janganlah anda
menganalogikan agama dengan akal pikiran anda, karena makhluk pertama yang
melakukan hal itu adalah iblis. Ketika Allah menyuruhnya agar sujud kepada
Adam, ia beranalog aku lebih baik daripada adam.
v Apabila kamu berbuat dosa maka mohonlah
ampunan, sebab dosa-dosa itu hanya akan digantungkan pada leher manusia sebelum
diciptakan dan kebinasaan di atas kebinasaan adalah terus-menerus di atas dosa.
v Teman yang buruk adalah yang menemanimu di kala
kamu kaya, dan berlari darimu di kala kamu miskin.
v Para fuqaha adalah orang-orang kepercayaan para
rasul, sepanjang mereka tidak dating mengetuk pintu istana raja.
Bisyir Al-Hafi
v Ya Allah, andaikan Engkau jadikan kemasyhuranku
di dunia ini untuk Engkau campakkanku di akhirat kelak, maka jadikanlah aku
tidak terkenal.
v Kecelakaan seorang alim di dunia adalah butanya
mata hati.
v Barang siapa mencari dunia maka bersiap-siaplah
untuk menyambut kehinaan
v Apabila pembicaraanmu membuatmu ujub maka
berhentilah bicara. Dan jika diammu membuatmu ujub, maka ingatlah maut, karena
hal itu akan menghilangkan kebingungan.
v Tidak akan mendapati manisnya akhirat orang
yang ingin dikenal oleh manusia.
v Akan datang suatu masa yang dilalui manusia,
negeri dikuasai oleh orang-orang pandir dan hina, atas orang-orang cerdas dan
para pembesar.
v Wahai yang mencari ilmu, kamu hanya
bersenang-senang menikmati dan memetik ilmu, kamu mendengarkan dan
menghikayatkan (ilmu) tiada selain itu. Andai kamu beramal dengan ilmumu, baru
akan kamu rasakan pahitnya (mengamalkan) ilmu. Hati-hati, sebab ilmu hanya
diperuntukkan agar beramal, dengarlah saudara. Belajarlah, kemudian amalkanlah
dan bersembunyilah (jangan mempertontonkan). Tidakkah kamu lihat Sufyan
ats-Tsauriy, bagaimana (kesungguhan)-nya mencari ilmu, belajar, dan
bersembunyi. Dengarlah ucapanku untuk saudara, karena mencari ilmu hanya agar
kamu bersembunyi dari dunia, bukan kecintaan atasnya.
v Bersahabat dengan orang-orang sempalan akan
mewarisi buruk sangka terhadap orang-orang pilihan, sedangkan bersahabat dengan
orang-orang pilihan akan mewarisi baik sangka terhadap orang-orang sempalan.
Karena sesungguhnya Allah Yang Maha Agung tidak akan bertanya: “Mengapa kamu
baik sangka kepada semua hamba-Ku?”
Hatim Al-Asham
v Ikhlash adalah hendaklah kamu berikan apa yang
kamu miliki dan janganlah sesekali kamu pinta apa yang mereka miliki
sedikitpun.
v Empat sandaran beliau yaitu “bahwa aku tidak
akan mati sehingga rezekiku tidak akan dimakan orang lain, bahwa aku tidak
mengetahui ajalku kapan ia akan datang, bahwa aku tidak merasa lepas dari
pantauan Allah sekejap pun”.
v Empat macam bekal hidup Hatim Al-Asham:
memandang dunia seisinya sebagai kerajaan Allah, memandang semua makhluk
sebagai hamba Allah dan keluarga-Nya serta segala akibat dan rezeki ada di
tangan-Nya, memandang bahwa qadha Allah menembus untuk setiap negeri-Nya.
v Segala sesuatu itu ada perhiasannya, dan
perhiasan ibadah adalah rasa takut kepada Allah, sedangkan tanda takut pada
Allah adalah kecilnya angan-angan.
v Janganlah kamu terjebak oleh tempat betah,
sebab tiada tempat yang paling membetahkan selain surga. Tetapi Nabi Adam
mendapati peristiwa yang beliau lalui. Janganlah tertipu karena banyak ibadah,
karena iblis pun sekian lama dalam peribadatan, tetapi ia mendapati peristiwa
yang membuatnya terusir dan dilaknat
yang ia lalui. Janganlah tertipu oleh banyaknya ilmu, karena Bal’am pun pernah
memuji nama Allah yang paling agung, tetapi ia kufur kemudian. Dan janganlah
tertipu dengan menyaksikan orang-orang saleh, tiada orang yang lebih agung
terapannya daripada Rasulullah SAW, tetapi bukanlah kerabat-kerabat dan musuh-musuhnya
tidak memperoleh manfaat kendatipun pernah bertemu.
v Apabila kamu melihat seorang murid sufi
menginginkan sesuatu yang bukan tujuannya, maka ketahuilah bahwa ia telah
memperlihatkan kehinaannya.
v Pokok zuhud adalah percaya kepada Allah,
tengah-tengah zuhud adalah sabar, sedangkan ujungnya adalah ikhlas.
v Barang siapa mendakwa telah mencapai tiga
perkara tanpa diiringi tiga perkara lainnya maka ia adalah tukang dusta, yaitu
Orang yang mendakwa takut kepada Allah tanpa diiringi wara’ dari
larangan-larangan-Nya, ia adalah tukang bohong. Orang yang mendakwa cinta surga
tetapi tidak berinfak akan hartanya di dalam ketaatan kepada Allah, maka ia
adalah pendusta, dan orang yang mendakwa cinta Rasulullah tetapi tidak cinta
kepada kefakiran maka ia adalah tukang bohong.
Imam Ahmad bin
Hanbal
v Tawakkal adalah memutuskan diri dalam mencari kemuliaan dengan putus asa dari
manusia.
v Jika kamu suka agar Allah mengabadikan apa yang
kamu cintai untukmu, maka teguhkanlah dirimu berada pada apa yang Allah cintai.
v Sabar atas kefakiran adalah sebuah martabat
yang hanya dicapai oleh orang-orang besar.
v Kefakiran itu lebih mulia daripada kaya, karena
sabar atas kefakiran adalah pahit, dan kecemasannya lebih membuat syarat untuk
tidak bersyukur.
v Amal yang dapat mendekatkan orang-orang
mutaqarribin kepada Allah adalah dengan membaca Al- Qur’an baik dengan memahami
isi kandungannya atau tidak paham (mimpi Imam Ahmad)
Al-Muhasibi
v Cahaya dari sebuah pancaran yang bertabur
disertai latihan, akan bertambah dan menjadi kuat dengan ilmu dan pemaaf.
v Kami kehilangan tiga perkara yaitu rupawan
disertai perlindungan, fasih bicara disertai kejujuran, melekatnya persaudaraan
disertai kesetiaan.
v Barang siapa batinnya dibersihkan dengan
muraqabah (merasa dipantau selalu oleh Allah) dan keikhlasan, maka Allah akan
menghias dhohirnya dengan mujahadah (sungguh-sungguh) dan mengikuti jejak
Rasulullah SAW.
v Awal kebinasaan seorang hamba adalah jauhnya
hati dari mengingat akhirat. Ketika itulah timbul kelengahan dalam hati.
v Amal yang paling dirasakan berat ada tiga yaitu
dermawan dalam kepapaan, wara’ dikala menyendiri, dan menyampaikan kebenaran di
hadapan orang yang ditakuti dan diharapkan.
v Cinta adalah kecenderunganmu terhadap sesuatu
dengan segenap dirimu, kemudian rasa khawatirmu pada sesuatu itu diatas dirimu,
ruhmu, dan semua milikmu. Kemudian keserasianmu untuk-Nya (baik diperintahkan
kepadamu atau dilarang atasmu) secara tersembunyi atau terang-terangan.
Kemudian keyakinanmu bahwa rasa cintamu kepada-Nya teramat tipis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar